KBRI Kolombo Bumikan Nilai-nilai Pancasila di Sri Lanka dan Maladewa
By Abdi Satria
nusakini.com-Kolombo-KBRI Kolombo membumikan nilai-nilai Pancasila kepada masyarakat Indonesia di Sri Lanka dan Maladewa melalui Webinar hybrid bertema “Semangat Kebangsaan Membumikan Nilai-Nilai Pancasila, Pelindungan WNI/Pekerja Migran Indonesia dan Pengembangan Kerja Sama Ketenagakerjaan dengan Sri lanka dan Maladewa"
“Sebagai warga negara Indonesia yang berada di Sri Lanka dan Maladewa, kita semua senantiasa harus meningkatkan semangat kebangsaan dengan tetap melaksanakan nilai-nilai luhur Pancasila," pesan Dubes RI untuk Sri Lanka dan Maladewa, Dewi Gustina Tobing, saat memberikan sambutan pembukaan webinar.
Dubes Dewi juga berpesan agar masyarakat dan pekerja migran Indonesia yang berada di Sri Lanka dan Maladewa agar mengetahui aturan ketenagakerjaan dan ketentuan hukum yang berlaku selain memahami hak dan kewajibannya.
Webinar menghadirkan empat pembicara, yaitu Dian Muhammad-Direktur Penyusunan Rekomendasi Kebijakan dan Regulasi BPIP, Judha Nugraha-Direktur Pelindungan Warga Negara Indonesia Kemlu, Tudiono-Direktur Otoritas Pusat dan Hukum Internasional Kemenhukham, dan Devriel Sogia-Direktur Penempatan Nonpemerintah Kawasan Asia dan Afrika BP2MI.
Hal-hal penting yang mengemuka pada pembahasan antara lain adalah pentingnya nilai-nilai Pancasila demi menyongsong Indonesia maju 2030 dan generasi emas Indonesia 2045, implementasi prinsip-prinsip pelindungan WNI di luar negeri, dimensi hukum perdata internasional dalam konteks perkawinan campur, layanan apostille terkait legalisasi dokumen, dan penempatan pekerja migran Indonesia secara aman, prosedural dan terlindungi.
Saat ini terdapat sekitar 300 orang WNI yang berada di Sri Lanka yang pada umumnya menikah dengan warga setempat, sebagian sebagai profesional maupun yang bekerja di sektor pariwisata. Di Maladewa terdapat sekitar 2500 orang WNI yang sebagian besar merupakan pekerja migran Indonesia yang bekerja di sektor pariwisata. Di Maladewa juga terdapat PMI di sektor infrastruktur serta WNI yang menikah dengan warga setempat. Terkait WNI di Sri Lanka, KBRI Kolombo terus berkomunikasi dan memastikan bahwa mereka masih dapat memenuhi kebutuhan pokok di tengah krisis ekonomi yang menyebabkan kelangkaan BBM, gas LPG, obat-obatan dan pangan.
“KBRI Kolombo dari waktu ke waktu terus memantau kondisi WNI yang jumlahnya berkisar 300 orang dan siaga membantu memenuhi kebutuhan pokok para WNI yang sangat membutuhkan," jelas Dubes Dewi. Mengenai Maladewa, Dubes Dewi menyampaikan, KBRI Kolombo bekerjasama dengan Pemri Pusat terus berupaya meningkatkan jumlah pekerja migran Indonesia mengingat terbuka peluang di berbagai sektor, termasuk sektor kesehatan dan infrastruktur selain sektor hospitaliti, pariwisata dan perhotelan.(rls)